Senin, 08 Juni 2009

Istana Di Atas Awan Dibuat Dengan 4,8 Triliun

Pesawat Super Besar Ini di Sulap Menjadi Istana Mewah

BAGI sebagian besar penduduk dunia, naik pesawat super jumbo Airbus A380 adalah impian yang hampir mustahil. Lebih tidak mungkin lagi ketika A380 disulap menjadi istana super mewah.
Istana semacam inilah yang sedang diwujudkan Pangeran al-Waleed bin Talal dari Saudi Arabia. Dia sudah menyiapkan uang Rp 4,8 triliun untuk menyulap sebuah A380 menjadi istana terbang. Tentu saja, dengan biaya sebesar itu pesawat yang sudah raksasa itu berubah menjadi pesawat pribadi termewah dan sekaligus terbesar di dunia.

Untuk memujudkan impiannya, Al Waleed, pemilik jaringan Savoy Hotel, menggunakan jasa Design Q, perusahaan yang bermarkas di Worcestershire, Inggris. Berdasarkan gambar berikut spesifikasi yang tersedia, orang bisa membayangkan bagaimana rasanya ikut terbang dengan pesawat yang dirancang untuk mengangkut 600 penumpang itu.

Para penumpang sudah diperlakukan sebagaimana tamu hotel bintang lima begitu hendak masuk ke perut pesawat. Para penumpang akan disambut karpet merah seperti para artis tiba di acara penganugerahan piala Oscar. Sedangkan si pemilik, tentu saja, akan diperlakukan lebih eksklusif. Ia datang menggunakan Rolls Royce limusin dan turun tepat di depan lift pribadi berbentuk bundar sebagai pengganti tangga. Sedangkan Rolls Royce-nya masuk ke garasi yang berada di pantat pesawat.

Menurut Gary Doy, salah satu bos Design Q, perut A380 itu sudah diubah menjadi zona relaksasi, termasuk kamar mandi bergaya Turki yang dilapisi marmer setebal 2 mm. Dibuat setipis itu agar tidak terlalu membebani pesawat.
Melangkah ke ruang berikutnya, penumpang akan mendapati ruangan bersenang-senang. Ruang ini bakal spektakuler, karena dinding dan lantainya menjadi layar raksasa dan di situ para tamu bisa menyaksikan daratan yang di bawah pesawat. Kalau berdiri di atasnya, penumpang serasa naik karpet terbang, karena merasakan semilir angin yang beraroma, tergantung pesawat sedang melewati hutan atau lautan.
Kalau pekerjaan benar-benar tidak bisa ditinggalkan, para penumpang bisa melangkah ke ruang selanjutnya, yaitu ruang pertemuan. Ruang itu dilengkapi dengan layar virtual yang setiap saat bisa menampilkan perkembangan harga saham yang diperdagangkan di daratan. Kalau mau, bisa juga rekan bisnis di daratan melakukan telekonferensi dan wajahnya terpampang di meja yang sebenarnya juga merupakan monitor layar sentuh.

Lima kamar suite sudah disiapkan untuk sang pemilik. Ranjangnya ukuran super besar dan punya sistem suara yang yahud. Soal sembahyang lima waktu, si pemilik juga tak perlu khawatir, karena di kamar itu dilengkapi sajadah hasil citra komputer yang dirancang selalu menghadap Kabah. Jadi orang tak perlu bingung menentukan kiblat.

Kembali ke lift, si pemilik bisa naik turun antar lantai. Dari lantai paling atas, kabin pribadi, turun ke lantai dua yaitu ruang konser yang bisa menampung 10 orang dan ke garasi di bawahnya.

Para tamu tak perlu khawatir, karena tidak akan ditelantarkan oleh si pemilik. Untuk mereka disediakan 20 ‘tempat tidur’ yang setara dengan kursi kelas satu di penerbangan komersial. Menurut Doy, desainnya elegan dengan hiasan kaligrafi aksara Arab. “Ini sesuatu yang sangat istimewa. Yang semacam ini belum ada di pasaran. Ini segala-galanya yang didambakan miliuner,” kata Doy.

“Kami sebenarnya tidak ingin memindahkan hotel ke udara. Tetapi ini ‘dijahit’ sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dalam penerbangan dan ada fitur unik yang dicangkokkan. Misalnya kamar mandi gaya Turki yang spektakuler, ruang uap berlapis marmer, cahaya redup dan banyak lagi layanan spa,” kata Doy.
Dengan semua yang dimiliknya, jelas sekali Pangeran al Waleed tidak akan pernah menginjak bumi tanpa kenyamanan yang melingkupi. Surya Online


Tidak ada komentar:

Posting Komentar